Sabtu, 11 Mei 2013

Sekilas tentang kualitas politeknik

Politeknik merupakan satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional khususnya pendidikan tinggi yang berusaha mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), melalui jalur pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi selalu berpartisipasi aktif menegakkan perekonomian bangsa dan negara, melalui SDM yang mempunyai keterampilan yang praktis dan memadai.
Program Pendidikan Politeknik merupakan jalur Pendidikan Vokasi pada tingkat Perguruan Tinggi yang membekali lulusannya dengan keterampilan yang didukung dengan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh. Dengan bekal itu, diharapkan alumni Politeknik betul-betul menjadi tenaga vokasional di bidangnya, khususnya di bidang Keteknikan (Engineering) dan Tata Niaga (Commerce).
Dasar hukum Pendirian Politeknik adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJ/KEP/1979, tentang pembentukan Politeknik di 6 (enam) Daerah/Perguruan Tinggi.
Di Indonesia, sistem pendidikan politeknik sudah dirintis sejak Pelita II. Awalnya dibuka pendidikan Politeknik Mekanik Swiss di Bandung pada tahun 1976 yang menjadi model pendidikan Politeknik, kemudian sekarang bernama Politeknik Manufaktur (POLMAN) Bandung yang dinilai berhasil baik. Pembangunan Pendidikan Politeknik dilakukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai suatu proyek pemerintah yang dibiayai dengan bantuan Bank Dunia (World Bank).
Pembangunan Tahap I (pertama), dimulai pada tahun 1979 sebanyak 6 (enam) lokasi Politeknik, yang menyebar di :
Medan : Politeknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Palembang : Politeknik Universitas Sriwijaya (UNSRI)
Jakarta : Politeknik Universitas Indonesia (UI)
Bandung : Politeknik Institut Teknologi Bandung (ITB)
Semarang : Politeknik Universitas Diponegoro (UNDIP)
Malang : Politeknik Universitas Brawijaya (UNIBRAW)

Potensi Politeknik
Bila dibandingkan jumlah penduduk di Indonesia dengan jumlah politeknik yang ada maka sangatlah kurang. Sebagai perbandingan, di Arab Saudi dengan penduduk 20 juta punya politeknik sebanyak 60 buah dan di Finlandia dengan penduduk 6 juta punya politeknik sebanyak 50 buah, sementara Indonesia pada tahun 2009 dengan penduduk 220 juta lebih hanya punya 27 politeknik negeri dan beberapa politeknik swasta. Politeknik Negeri yang ada Indonesia antara lain:
1. Politeknik Manufaktur Bandung
2. Politeknik Negeri Jakarta
3. Politeknik Negeri Medan
4. Politeknik Negeri Bandung
5. Politeknik Negeri Semarang
6. Politeknik Negeri Sriwijaya
7. Politeknik Negeri Lampung
8. Politeknik Negeri Ambon
9. Politeknik Negeri Padang
10. Politeknik Negeri Bali
11. Politeknik Negeri Pontianak
12. Politeknik Negeri Ujung Pandang
13. Politeknik Negeri Manado
14. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
15. Politeknik Negeri Banjarmasin
16. Politeknik Negeri Lhokseumawe
17. Politeknik Negeri Kupang
18. Politeknik Elektronik Negeri Surabaya
19. Politeknik Negeri Jember
20. Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
21. Politeknik Pertanian Negeri Kupang
22. Politeknik Perikanan Negeri Tual
23. Politeknik Negeri Malang
24. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
25. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
26. Politeknik Negeri Samarinda
27. Politeknik Negeri Media Kreatif
28. Politeknik Negeri Madiun

Saat ini perbandingan politeknik dengan universitas masih tidak berimbang. Bila ingin meningkatkan mutu pendidikan maka rasio universitas dengan politeknik harus seimbang. Pada saat ini di Indonesia terdapat sekitar 6.800 SMK yang tiap tahun meluluskan 1 juta lulusan. Jika saja 10 persen (100.000) lulusan SMK melanjutkan ke politeknik maka 27 politeknik negeri dan beberapa politeknik swasta yang ada di Indonesia tidak akan bisa menampung lulusan SMK. Kebanyakan politeknik negeri hanya menampung 1.500-an lulusan SMA/SMK sehingga jumlah politeknik mesti ditambah banyak di negeri ini.

Tujuan Politeknik
Salah satu tujuan didirikan pendidikan politeknik di Indonesia adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri atau perusahaan (link and match), sehingga lulusan politeknik memiliki daya saing tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.
Pendidikan politeknik diselenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja profesional pada level supervisi di industri. Pendidikan politeknik adalah pendidikan tinggi vokasi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu, maksimal jenjang pendidikannya setara dengan program sarjana.
Sistem penyelenggaraan pendidikan yang diterapkan di politeknik adalah sistem paket, dimana setiap mahasiswa wajib mengikuti semua mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum. Sistem paket diterjemahkan sebagai jumlah mata kuliah dengan total SKS per semester. Di samping menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki keterampilan, lulusan politeknik dididik untuk memiliki jiwa wirausaha, berbudaya, berwawasan lingkungan serta mampu bersaing di tingkat nasional maupun tingkat internasional.
Globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat menuntut tersedianya tenaga ahli yang terampil dan profesional dalam mengelola industri. Kebutuhan akan tenaga terampil dan profesional tersebut merupakan tugas bagi semua pihak khususnya bagi dunia pendidikan untuk memenuhinya. Meskipun secara kuantitatif cukup banyak lembaga yang bergerak di dunia pendidikan, namun lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di jalur profesional relatif masih sangat kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan dunia industri. Terlebih jika dikaitkan dengan kualitas lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan di jalur pendidikan profesional tersebut, masih sangat terbatas jumlah lembaga pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan kalangan industri.

Sistem Perkuliahan Politeknik
Sistem belajar mengajar dan kurikulum politeknik pun memiliki perbedaan dengan program studi jenjang sarjana. Untuk perkuliahan, politeknik menggunakan sistem paket yang disesuaikan sama seperti yang digunakan dalam industri. Salah satunya adalah jam kuliah yang menyerupai jam kerja. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa terbiasa dengan dunia kerja. Mahasiswa yang masuk politeknik seolah-olah sudah bekerja di suatu perusahaan. Lulusan politeknik disiapkan untuk mampu bekerja yang betul-betul mengembangkan keterampilan, untuk mencapai standar yang jelas, teliti, dan relevan di bidangnya masing-masing.
Berdasarkan data tingkat keterserapan dunia usaha dan dunia industri lulusan politeknik relatif tinggi. Ini berarti terdapat relevansi yang kuat antara kurikulum yang diterapkan dengan tuntutan lapangan kerja. Di saat krisis global masih berlangsung, dunia industri lebih banyak mencari sumber daya manusia (SDM) dari lulusan politeknik.

Peluang Lulusan Politeknik
Di sejumlah negara maju, meyakini bahwa program jalur pendidikan vokasional seperti politeknik merupakan andalan. Artinya, menjadi tumpuan bagi negara tersebut itu dalam membangun sistem kerja yang dapat sukses memasuki persaingan global. Dengan program berbasis keterampilan kerja dan vokasi, banyak negara berhasil membangun ekonomi mereka dan lapangan kerja banyak diisi tenaga-tenaga vokasi berilmu pengetahuan. Dalam rangka mengisi kebutuhan dunia industri dengan tenaga kerja yang handal dan profesional, politeknik memegang peranan yang sangat penting. Politeknik sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan siap kerja (karena merupakan jalur pendidikan professional) sangat diharapkan dan bahkan dituntut untuk dapat mempersiapkan lulusan berdaya saing tinggi dan secara optimal mampu memenuhi dunia industri.
Kuliah di politeknik memiliki prospek yang cerah. Bahkan saat ini kebutuhan akan tenaga ahli di bidang teknik semakin dibutuhkan. Hal ini mengingat perkembangan dunia industri di Indonesia yang semakin lama semakin berkembang. Namun masih banyak masyarakat yang memiliki pandangan yang salah mengenai politeknik. Mereka masih beranggapan jenjang diploma terutama teknik, tidak bergengsi dan tidak ada jaminan masa depan.
Politeknik menawarkan program pendidikan vokasi pada berbagai jenjang pendidikan. Sebagai pengakuan dan bukti kelulusan, pendidikan politeknik memberikan ijazah dan hak untuk menggunakan gelar vokasi. Gelar vokasi terdiri atas Ahli Pratama (disingkat A.P) bagi lulusan program Diploma I, Ahli Muda (disingkat A.Ma.), Ahli Madya (disingkat A.Md) bagi lulusan Program Diploma III, dan Sarjana Sains Terapan (disingkat S.ST) bagi lulusan Program Diploma IV yang ditempatkan di belakang nama pemilik hak atas penggunaan gelar yang bersangkutan.

Namun disayangkan minat para lulusan SLTA atau masyarakat umumnya relatif rendah untuk menimba ilmu pada jalur pendidikan vokasional ini karena pada kenyataannya di lapangan, mereka lebih tertarik kepada gelar sarjana atau S-1 yang keren atau bergengsi walaupun faktanya angka pengangguran sarjana S-1sangat besar di level tersebut.
Saat ini banyak hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih tempat kuliah untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ada banyak yang berpendapat bahwa membuat keputusan yang tepat dalam memilih tempat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi penentu masa depan. Bergabunglah dengan politeknik dan wujudkan masa depan yang lebih baik serta lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar