Sabtu, 20 April 2013

KARAKTER UNGGUL MAHASISWA

Melalui Revitalisasi Masjid Kampus dan Pelatihan Shalat Khusyuk
Program pendidikan karakter kepada mahasiswa secara intensif telah dilakukan Politeknik Negeri Jember (Polije) baik dengan mengintegrasikan pada kurikulum, keteladanan dan berbagai kegiatan yang bermuara untuk meningkatkan kepribadian yang Jujur, Cerdas, Tangguh dan Peduli. Kemendikbud melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiwaan (Ditbelmawa) juga telah mencanangkan Program Pendidikan Karakter Berbasis Masjid Kampus yang implementasinya diintegrasikan pada kurikulum, mentoring dan pembentukan rumah bina karakter. Yang tak kalah penting peran dan keterlibatan Dosen Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu penyemai dasar-dasar dalam membangun pondasi kehidupan yang Rahmatallil’alamin.

Dalam kaitan tersebut pada minggu (7/4/2013) telah diadakan Pelatihan Shalat Khusyuk yang disampaikan langsung oleh Ustadz Abu Sangkan dengan tema memohon kekuatan Allah melalui Shalat Khusyuk. Shalat Khusyuk perlu digali dan dibahas tuntas mengingat, kekurang pahaman pada aspek esensi gerakan dan maknanya, sehingga implikasinya yang semestinya dengan Shalat akan mencegah perbuatan yang keji dan mungkir, dampaknya dalam kehidupan belum terasa. “Dengan ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist serta pemahaman akan esensi tatacara yang benar akan menunjang kekhusyukan Shalat kita”, papar Ustadz Abu Sangkan. Pelatihan diikuti sekitar 2000 peserta yang terdiri mahasiswa dan pegawai Polije serta masyarakat umum, dilaksanakan atas kerjasama dengan Shalat Center Cabang Jember. Para peserta tampak antusias mengikuti pelatihan sehari penuh dan terasa disadarkan akan prosesi Shalat yang selama dilaksanakan belum sesuai sebagaimana tuntunan Shalat yang benar.

Direktur Polije Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM dalam sambutan menyampaikan apresiasi peserta yang membludak yang mayoritas kaum perempuan. “Saya percaya dengan komitmen dan kesabaran kaum perempuan akan muncul generasi unggul di masa yang akan datang, sebagai generasi yang akan menopang dan mewarnai kemajuan bangsa Indonesia”, pesan Nanang Dwi Wahyono. Selanjutnya juga diingatkan berkembangnya pemikiran liberalisme hingga radikalisme agama, dalam bidang sosial politik, pemikiran yang primordial, sektarian, hingga gerakan transnasional sampai dengan degradasi moral dan akhlak, salah satu yang memberi kontribusi keadaan tersebut adalah keringnya teladan. “Dibutuhkan pembinaan karakter yang santun, berintegritas dan jujur, agar proses pembinaan karakter dapat dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan, sehingga mahasiswa dapat menjadi generasi yang menjadikan Islam sebagai Agama yang Rohmatallil ‘Alamin”, tutur Nanang Dwi Wahyono.

Perguruan Tinggi memiliki tanggungjawab moral untuk menyiapkan kepemimpinan masa depan bangsa dengan mengembangkan kesadaran politis dalam jalur akademik disertai semangat intelektual, mengembangkan kesadaran kemajemukan dan sikap toleransi untuk hidup bersama sebagai warga negara dan mengembangkan pemahaman keagamaan yang komprehensif. Dalam hal ini, Masjid Kampus memiliki kedudukan dan peran strategis dalam mengembangkan pemahaman keagamaan mahasiswa dengan wawasan Islam rahmatan lil ‘alamin.

Diperlukan revitalisasi Masjid Kampus agar mempunyai peran dan fungsi bukan hanya sebagai tempat ibadah, akan tetapi juga sebagai majelis Ilmu dan membangun silaturrahmi segenap sivitas akademika agar mempunyai kekokohan ilmu dan akhlak, dilakukan dengan mensinergikan mentoring serta pendampingan dan pembinaan intensif terhadap mahasiswa, pembentukan rumah bina karakter yang berbentuk asrama mahasiswa dan asrama masjid maupun tempat kos disekitar kampus serta pemanfaatan kegiatan keagamaan serta sinergi muatan pendidikan karakter dalam kurikulum Polije.

Keterangan foto :
Karakter Unggul : Ustadz Abu Sangkan (Jakarta) ketika memberi Pelatihan Shalat Khusyuk sebagai bekal membangun Karakter Unggul di GOR Perjuangan 45 Polije

Tidak ada komentar:

Posting Komentar